KHAZANAH Hal : 10
Ummu Ma’bad
Wanita yang Memberi Susu Kepada Rasulullah
Sudah sejak
dahulu ummat Islam selalu menjadi target pengecohan dan bahkan tekanan oleh kaum
kafir. Begitu pun pada masa lalah, sebagaimana
pada September 622 M, akibat tekanan kaum kafir Quraisy, Rasulullah SAW
bersama Abu Bakar RA, Amir bin Fahira dan seorang penunjuk jalan bernama
Abdullah bin Uraiqith bergegas meninggalkan Makkah menuju Madinah. Saat itu sudah dua belas tahun Rasulullah
menyebarkan agama Allah di kota Makkah.
Saat itu
malah, kaum kafir Quraisy berniat untuk membunuh Rasulullah beserta sahabatnya
yang telah masuk Islam. Makanya guna menghindari kekejaman kafir Quraisy,
Rasulullah pun kemudian hijrah ke kota Madinah. Romobongan Rasulullah saat itu tanpa
perbekalan yang memadai. Sebuah perjalanan yang tak mudah dan tak juga ringan.
Di tengah perjalanan
menuju kota Madinah, rombongan Rasulullah lewati sebuah kemah milik seorang
wanita tua bernama Ummu Ma'bad di wilayah Qudaid -antara Makkah dan Madinah.
Saat itu, seperti diuraikan dalam buku Perempuan-perempuan Mulia di Sekitar
Rasulullah yang ditulis Muhammad Ibrahim Salim,Ummu Ma'bad sedang duduk di
dekat kemahnya. Lantaran perbekalan yang minim, rombongan Rasulullah pun
singgah ke kemah Ummu Ma'bad.
Susu Kambing
Rasulullah
dan sahabatnya ingin membeli daging dan kurma dari Ummu Ma'bad. Namun, mereka
tidak mendapatkan apa-apa. Saat itu, wilayah Qudaid sedang didera musim
paceklik. Lalu Rasulullah melihat seekor kambing yang ada di dekat kemah Ummu
Ma'bad.
Rasulullah
pun bertanya, "Kambing betina apa ini wahai Ummu Ma'bad?", Ummu
Ma'bad mengisahkan , dari
sebuah hadits yang diriwayatkan olehnya, bahwa Rasulullah suatu ketika melewati Ummu
Ma’bad, dan meminta susu atau akan membeli daging darinya, waktu kehabisan
perbekalan dan air minum dan tidak mendapati sesuatu apapun.
Jawaban Ummu Ma’bad bahwa, "Kambing betina tua ini sudah
ditinggalkan oleh kambing jantan." Rasulullah kembali bertanya,
"Apakah ia masih mengeluarkan air susu?" Ummu Ma'bad menjawab,
"Bahkan ia tak mengandung air susu sama sekali.'' Lalu Rasulullah meminta
izin, "Bolehkah aku memerah air susunya?" Ummu Ma'bad menjawab,
"Jika engkau merasa bisa memerahnya, maka silahkan lakukan.'' Nabi
Muhammad SAW pun mengambil kambing tersebut dan tangannya mengusap kantong
susunya dengan menyebut nama Allah sembari berdo’a.
Tiba-tiba
kambing itu membuka kedua kakinya dan keluarlah air susu. Kemudian Rasulullah
meminta sebuah wadah yang besar lalu beliau memerasnya sehingga penuh. Beliau
memberi minum kepada Ummu Ma'bad hingga ia puas, lalu beliau memberi minum
rombongannya hingga tidak kehausan lagi.
Setelah itu
beliau pun minum. Beliau kemudian memerah susu untuk kedua kalinya hingga wadah
tersebut kembali penuh, lalu susu itu ditinggalkan di tempat Ummu Ma'bad dan
beliau pun membai'atnya. Setelah itu rombongan pun berlalu.
Masuk Islam
Dalam
buku ‘Min Mu’jizatin Nabiy Shallalahu ‘alaihi wa Sallam Karya Syaikh Abdul Aziz
Al-Muhammad al-Salman - salah seorang murid senior Syaikh Muhammad ibn Shalih
Al-Utsaimin - deceritakan bahwa setelah peristiwa yang
menakjubkan itu terjadi, tak lama, datanglah suami Ummu Ma'bad dengan
menggiring kambing yang kurus kering, berjalan sempoyongan karena lemahnya.
Setelah melihat susu, ia bertanya keheranan, "Darimana air susu ini wahai
Ummu Ma'bad? padahal kambing ini sudah lama tidak hamil dan kita pun tidak
memiliki persediaan susu di rumah?" Ummu Ma'bad menjawab, "Demi Allah,
bukan karena itu semua.
Sesungguhnya
seseorang yang penuh berkah telah melewati (rumah kita), sifatnya begini dan
begitu." Abu Ma'bad berkata, "Ceritakanlah kepadaku tentangnya wahai
Ummu Ma'bad."
Ummu Ma'bad
bertutur: "Aku melihat seorang yang tawadhu (rendah hati). Wajahnya
bersinar berkilauan, baik budi pekertinya, dengan badannya yang tegap, indah
dengan bentuk kepala yang pas sesuai bentuk tubuhnya.'' Ia adalah seorang yang
berwajah sangat tam pan. Matanya elok, hitam dan lebar, dengan alis dan bulu
mata lebat nan halus. Suaranya bergema indah berwibawa, panjang lehernya idea,
jenggot nya tumbuh tebal dan sangat kontras lagi sesuai warna rambutnya; rapi,
rata pinggir-pinggirnya a (dengan jambangnya) dan antara rambut dan jenggotnya
bersambung rapi. Jika ia diam, nampaklah kewibawaannya. Jika ia berbicara
nampaklah kehebatannya. Jika dilihat dari kejauhan, ia adalah orang yang paling
bagus dan berwibawa. Jika dilihat dari dekat, ia adalah orang yang paling
tampan, bicaranya gamblang, jelas, tidak banyak dan tidak pula sedikit. Nada
bicaranya seperti untaian mutiara yang bergu guran.
Beliau
berperawakan sedang, tidak tinggi dan tidak pula pendek. Diantara ketiga orang itu, penampilannya
paling bagus dan kedudukannya paling tinggi. Ia memiliki banyak teman yang me
ngelilinginya. Jika ia berbicara, maka yang lain pun mendengarkannya. Jika ia
memerintah, maka mereka segera melaksanakannya. Ia adalah orang yang ditaati,
tidak cemberut dan bicaranya tidak sembarangan.
Abu Ma'bad
berkata, "Demi Allah, ia adalah seorang dari Quraisy yang sedang diperbin
cangkan di kalangan kami di kota Makkah. Aku ingin menjadi sahabatnya. Sungguh
aku akan melakukannya jika aku bisa menemukan jalan untuk mendapatkannya."
Sungguh terperinci sifat sifat Rasulullah yang dituturkan Ummu Ma'bad. Kisah
Ummu Ma'bad sangat masyhur, diriwayatkan dari banyak jalan yang saling
menguatkan satu dengan lainnya. (*)
[] BANGUN LUBIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar