Oleh : Bangun Lubis, M.Si
Wartawan/Dosen Stisipol Candradimuka Palembang
Makna tali persaudaraan demikian besar peranannya terhadap pembentukan power
islam. Ikatan yang terjalin secara utuh akan membentuk energi pada setiap
individu untuk kemudian mengukuhkan manhaj - sistem kehidupan kemanusiaan
secera keseluruhan. Itulah juga yang terus digelorakan dalam lingkungan ummat
islam bahwa persaudaraan harus dijaga keutuhannya dan tidak boleh terputus
diantara satu sama lain.
Umat Islam yang satu dengan yang lain itu ibarat sebuah
bangunan yang saling melengkapi dan saling menguatkan dan tidak terpisahkan.
Jika ada kekurangan dari saudaranya, maka sudah menjadi kewajibannyalah untuk
senantiasa melengkapi atau menjaganya, bukan justru membuang atau memutuskan
tali silaturrahimnya. Mereka satu sama lain ibarat satu tubuh yang jika salah
satu anggota badannya mengalami sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan
kesakitan pula.
Begitu banyak anjuran dan perintah Allah SWT dan Rasulullah
SAW yang menyerukan untuk mengeratkan ikatan persaudaraan antar sesama umat,
dan banyak pula larangan untuk memutuskan tali persaudaraan atau silaturrahim
dalam Islam. Firman Allah dalam Al Qur’an kira-kira artinya;”Sesungguhnya
orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat” (QS. Al Hujuraat: 10).
Power
yang seringkali
kita sebut sebagai kekuatan (energy)
dalam islam muncul oleh sebab eratnya hubungan tali persaudaraan yang dijalin
dan tanpa terputus. Itu pula barangkali yang disebut sebagai suatu bangunan
yang kokoh dan tahan dari pengaruh dan serangan dari luarnya. Rasulullah
SAW. bersabda, “Seorang mukmin terhadap mukmin (lainnya) bagaikan satu
bangunan, satu sama lain saling menguatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Sesungguhnya ikatan itulah yang perlu dijaga dan
saling dapat mempertahakannya bila ingin kekuatan dalam segala hal pada setiap
unsur kehidupan ummat dapat terwujud secara nyata. Pada pemikiran ini tidak
diinginkan adanya pertikaian atau keterceraiberaian diantara sesama muslim bila
ingin keutuhan dalam menuju kehidupan yang lebih baik dan utuh serta kuat di
masa depan. Malah yang teramat kecil pun dalam arti persaudaraan atau
silaturrahim harus menjadi kebiasan bagi seorang individu muslim, sebagaimana firman
Allah dalam Al Qur’an kira-kira artinya demikian:“….dan bertaqwalah kepada
Allah yang dengan nama-namaNya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan….” (QS. An Nisa: 1). Lalu disabdakan Rasulullah SAW, bahwa;”“Tidak ada dua orang muslim yang
berjumpa lalu berjabat tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum
berpisah.” (HR. Abu Dawud). Sebuah
imbalan yang besar dari Allh SWT, dimana pengampunanlah yang mereka peroleh
dari hasil pemeliharaan hubungan persaudaran.
Pemahaman Kata Cinta
Pemahaman
dari kata cinta menjadi perlu dimengerti dalam menumbuhkan keeratan tali
kekeluargaan. Sebab mengungkapkan rasa cinta yang selama ini dikenal di
kalangan muda-mudi hanyalah sebatas menyatakan rasa cintanya kepada kekasihnya
saja, dan ada rasa ambar dalam mendengarkannya, Ini harus berubah sebagai
sebuah kata yang teramat penting dalam membangun persaudaraan. Kata cinta
sesungguhnya memiliki makna yang begitu mulia. Ia dapat mempererat
hubungan dan menguatkan rasa keterikatan
diantara sesama ummat.
Rasulullah SAW dalam sabdanya memberikan
anjuran;“Apabila seseorang mencintai saudaranya, hendaklah dia mengatakan
cinta kepadanya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi). Dalam riwayat yang lain,
Anas ra. Menceritakan, ketika seseorang berada di sisi Rasulullah saw, lalu
salah seorang sahabat melewatinya. Orang yang berada di sisi Rasulullah SAW
tersebut mengatakan, “Aku mencintai dia, ya Rasulullah.” Lalu Rasulullah
SAW bersabda, “Apakah kamu sudah memberitahukan dia?” Orang itu
menjawab, “Belum.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Beritahukan
kepadanya.” Lalu orang tersebut memberitahukannya dan berkata, “Sesungguhnya
aku mencintaimu karena Allah.” Kemudian orang yang dicintai itu menjawab, “Semoga
Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.” (HR. Abu Dawud).
Demikian
tinggi pengakuan cinta diantara sesama saudara muslim, sebagimana juga yang
disabdakan oleh Rasulullah;“Allah SWT. berfirman, ‘Pasti akan mendapat
cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, keduanya saling berkunjung
karena Aku, dan saling memberi karena Aku’.” (HR. Imam Malik dalam
Al-Muwaththa’).
Bentuk
perhatian adalah salah satu tindakan yang sangat efektiv untuk mempererat
sebuah hubungan. Dan salah satu cara untuk menunjukkan perhatian kepada saudara
pula dengan hal-hal yang mudah dilakukan misalnya dengan mengucapkan selamat
kepadanya manakala ia mendapatkan sebuah kesuksesan. Tak sepantasnya persaudaraan
dalam Islam dapat menjadi kendur hanya karena sifat saling acuh dan tidak
peduli satu sama lain.
Tumbuhkan Kegembiraan
Tumbuhkanlah
kegembiraan diantara kalian, karena hal itu akan membahagiakan kalian semua.
Bahkan bila berjumpa tumbuhkan wajah yang berseri dan keramahan yang tulus, tentunya
akan menorehkan kenangan tersendiri dan keakraban yang dalam dinatar kalian.
Wajah yang dengan senyum, penuh semangat dan tidak menunjukkan rona sendu, akan
menimbulkan kerinduan bagi saudaranya. Wajah berseri yang telah kita tunjukkan
itu akan dapat memberikan semangat positif bagi saudara yang kita jumpai. Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah
kamu meremehkan kebaikan apapun, walaupun sekadar bertemu saudaramu dengan
wajah ceria.”(HR. Muslim). Barangsiapa bertemu saudaranya dengan membawa
sesuatu yang dapat menggembirakannya, pasti Allah akan menggembirakannya pada
hari kiamat.” (HR. Thabrani dalam Mu’jam Shagir).
Rasulullah
juga bersabda, “Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia
niscaya Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Siapa yang memudahkan
orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan (urusannya) di dunia dan di
akhirat. Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi
(aibnya) di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika
hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim).
Sesungguhnya
membantu saudara kita yang tengah mengalami kesulitan atau musibah -sesuai
dengan kemampuan-pada dasarnya membantu diri kita sendiri kelak. Karena barang
siapa memudahkan orang lain yang sedang mengalami kesusahan, makan Allah SWT
akan memudahkan kesulitannya di akhirat kelak. Barang siapa menutup aib
saudaranya, maka Allah SWT lah yang kelak akan menutup aibnya di dunia dan di
akhirat.
Allah
SWT berfirman dalam Al Qur’an kira–kira pengertiannya:” Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan prempuan, sebagian mereka
menjadi penolong bagi sebagian yang lain…..” (QS:At-Taubah :71). Tolong
menolong, mempererat hubungan persaudaraan adalah salah satu amal sholeh yang
tiada terkira nilai kemuliaannya dan dapat menegakkan power di dalam tubuh Islam. Semakin kuat
hubungan persaudaraan Islam yang kita jalin, maka semakin kokoh pula bangunan
Islam ini akan terus berdiri. Wallohu’alam.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar