Selasa, 05 November 2013

Power Islam Melalui Tali Persaudaraan



Oleh : Bangun Lubis, M.Si
Wartawan/Dosen Stisipol Candradimuka Palembang

Makna tali persaudaraan demikian besar peranannya terhadap pembentukan power islam. Ikatan yang terjalin secara utuh akan membentuk energi pada setiap individu  untuk kemudian mengukuhkan manhaj - sistem kehidupan kemanusiaan secera keseluruhan. Itulah juga yang terus digelorakan dalam lingkungan ummat islam bahwa persaudaraan harus dijaga keutuhannya dan tidak boleh terputus diantara satu sama lain.
Umat Islam yang satu dengan yang lain itu ibarat sebuah bangunan yang saling melengkapi dan saling menguatkan dan tidak terpisahkan. Jika ada kekurangan dari saudaranya, maka sudah menjadi kewajibannyalah untuk senantiasa melengkapi atau menjaganya, bukan justru membuang atau memutuskan tali silaturrahimnya. Mereka satu sama lain ibarat satu tubuh yang jika salah satu anggota badannya mengalami sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan kesakitan pula.  
Begitu banyak anjuran dan perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW yang menyerukan untuk mengeratkan ikatan persaudaraan antar sesama umat, dan banyak pula larangan untuk memutuskan tali persaudaraan atau silaturrahim dalam Islam. Firman Allah dalam Al Qur’an kira-kira artinya;”Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat” (QS. Al Hujuraat: 10).
Power yang seringkali kita sebut sebagai kekuatan (energy) dalam islam muncul oleh sebab eratnya hubungan tali persaudaraan yang dijalin dan tanpa terputus. Itu pula barangkali yang disebut sebagai suatu bangunan yang kokoh dan tahan dari pengaruh dan serangan dari luarnya. Rasulullah SAW. bersabda, “Seorang mukmin terhadap mukmin (lainnya) bagaikan satu bangunan, satu sama lain saling menguatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
 Sesungguhnya ikatan itulah yang perlu dijaga dan saling dapat mempertahakannya bila ingin kekuatan dalam segala hal pada setiap unsur kehidupan ummat dapat terwujud secara nyata. Pada pemikiran ini tidak diinginkan adanya pertikaian atau keterceraiberaian diantara sesama muslim bila ingin keutuhan dalam menuju kehidupan yang lebih baik dan utuh serta kuat di masa depan. Malah yang teramat kecil pun dalam arti persaudaraan atau silaturrahim harus menjadi kebiasan bagi seorang individu muslim, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an kira-kira artinya demikian:“….dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan nama-namaNya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan….” (QS. An Nisa: 1). Lalu disabdakan Rasulullah SAW, bahwa;”“Tidak ada dua orang muslim yang berjumpa lalu berjabat tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah.” (HR. Abu Dawud).  Sebuah imbalan yang besar dari Allh SWT, dimana pengampunanlah yang mereka peroleh dari hasil pemeliharaan hubungan persaudaran.

Pemahaman Kata Cinta
Pemahaman dari kata cinta menjadi perlu dimengerti dalam menumbuhkan keeratan tali kekeluargaan. Sebab mengungkapkan rasa cinta yang selama ini dikenal di kalangan muda-mudi hanyalah sebatas menyatakan rasa cintanya kepada kekasihnya saja, dan ada rasa ambar dalam mendengarkannya, Ini harus berubah sebagai sebuah kata yang teramat penting dalam membangun persaudaraan. Kata cinta sesungguhnya memiliki makna yang begitu mulia. Ia dapat mempererat hubungan  dan menguatkan rasa keterikatan diantara sesama ummat.
  Rasulullah SAW dalam sabdanya memberikan anjuran;“Apabila seseorang mencintai saudaranya, hendaklah dia mengatakan cinta kepadanya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi). Dalam riwayat yang lain, Anas ra. Menceritakan, ketika seseorang berada di sisi Rasulullah saw, lalu salah seorang sahabat melewatinya. Orang yang berada di sisi Rasulullah SAW tersebut mengatakan, “Aku mencintai dia, ya Rasulullah.” Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Apakah kamu sudah memberitahukan dia?” Orang itu menjawab, “Belum.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Beritahukan kepadanya.” Lalu orang tersebut memberitahukannya dan berkata, “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.” Kemudian orang yang dicintai itu menjawab, “Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.” (HR. Abu Dawud).
Demikian tinggi pengakuan cinta diantara sesama saudara muslim, sebagimana juga yang disabdakan oleh Rasulullah;“Allah SWT. berfirman, ‘Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, keduanya saling berkunjung karena Aku, dan saling memberi karena Aku’.” (HR. Imam Malik dalam Al-Muwaththa’).  
Bentuk perhatian adalah salah satu tindakan yang sangat efektiv untuk mempererat sebuah hubungan. Dan salah satu cara untuk menunjukkan perhatian kepada saudara pula dengan hal-hal yang mudah dilakukan misalnya dengan mengucapkan selamat kepadanya manakala ia mendapatkan sebuah kesuksesan. Tak sepantasnya persaudaraan dalam Islam dapat menjadi kendur hanya karena sifat saling acuh dan tidak peduli satu sama lain.

Tumbuhkan Kegembiraan
Tumbuhkanlah kegembiraan diantara kalian, karena hal itu akan membahagiakan kalian semua. Bahkan bila berjumpa tumbuhkan wajah yang berseri dan keramahan yang tulus, tentunya akan menorehkan kenangan tersendiri dan keakraban yang dalam dinatar kalian. Wajah yang dengan senyum, penuh semangat dan tidak menunjukkan rona sendu, akan menimbulkan kerinduan bagi saudaranya. Wajah berseri yang telah kita tunjukkan itu akan dapat memberikan semangat positif bagi saudara yang kita jumpai.  Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, walaupun sekadar bertemu saudaramu dengan wajah ceria.”(HR. Muslim). Barangsiapa bertemu saudaranya dengan membawa sesuatu yang dapat menggembirakannya, pasti Allah akan menggembirakannya pada hari kiamat.” (HR. Thabrani dalam Mu’jam Shagir).
Rasulullah juga bersabda, “Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia niscaya Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Siapa yang memudahkan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan (urusannya) di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim).
Sesungguhnya membantu saudara kita yang tengah mengalami kesulitan atau musibah -sesuai dengan kemampuan-pada dasarnya membantu diri kita sendiri kelak. Karena barang siapa memudahkan orang lain yang sedang mengalami kesusahan, makan Allah SWT akan memudahkan kesulitannya di akhirat kelak. Barang siapa menutup aib saudaranya, maka Allah SWT lah yang kelak akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an kira–kira pengertiannya:” Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan prempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain…..” (QS:At-Taubah :71). Tolong menolong, mempererat hubungan persaudaraan adalah salah satu amal sholeh yang tiada terkira nilai kemuliaannya dan dapat menegakkan  power di dalam tubuh Islam. Semakin kuat hubungan persaudaraan Islam yang kita jalin, maka semakin kokoh pula bangunan Islam ini akan terus berdiri. Wallohu’alam.(*)
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar