Senin, 04 November 2013

Akhlak dalam Islam



Akhlak & Drajat Kemanusiaan dalam Islam

Oleh :  Bangun Lubis, M.Si
Wartawan/Dosen Stisipol Candradimuka Palembang


Pada hakekatnya Rasulullah Shollollohu’alaihiwassallam, diutus oleh Allh SWT  di muka bumi ini dengan salah satu misinya untuk menyempurnakan akhlak bagi semua umat. Pesan akhlak begitu agung tertera dalam ayat demi ayat yang terkandung  Al-Qur’an dan al-hadist  sebagaimana telah diajarkan oleh Rasulullah kepada ummat manusia.
Bahwasanya manusia hendaknya mempunyai akhlak yang mulia, adat-istiadat yang baik dan perilaku yang bersih dan beradab adalah sesuai dengan kedudukannya di dunia ini. Dan inilah yang sejak lama dan sejak berabad-abad ingin serta hendak dicapai untuk menuju ketinggian fitrah dan derajat kemulian manusia, namun belum juga secara nyata dapat mewujudkan cita-cita yang mulia itu.
Perhatian Islam serta kesungguhannya untuk mewujudkan cita-cita kemanusiaan yang suci dan mulia itu, dimaksudkan untuk menciptakan unsur-unsur yang kuat dan pribadi-pribadi yang saleh yang dapat mengambil bagian dengan sepenuh hati dan fikirannya dalam mempertinggi taraf hidup dan drajat kemanusiaan umat serta insyaAllah memperoleh ridha Allah.
            Sifat-sifat yang ideal bagi tiap-tiap pribadi manusia ialah kejujuran, kesopanan, mengenal hak dan kewajibannya, tidak mudah terbawa oleh hawa nafsu dan selalu berada dalam suasana hidup yang bersih jauh dari keserakahan duniawi dan kekotoran jiwa. 
            Adapun sifat-sifat yang ideal bagi seseorang, ialah keikhlasan tolong-menolong, keikhlasan berkorban untuk kepentingan umum dengan menyisihkan kepentingan pribadi, adanya saling cinta yang ikhlas, setia kawan atas dasar kebenaran dan lapang dada. 
            Tercapainya sifat-sifat ideal bagi tiap-tiap pribadi dan tiap-tiap golongan umat akan membuahkan kehidupan yang baik yang stabil dengan kemungkinan mencapai kedaulatan dan kepemimpinan sebagai khalifah Allah di bumi.  Inilah kehendak dan tujuan Islam bagi manusia-manusia pribadi maupun bagi manusia-manusia sebagai golongan dan umat. 

Pesan Akhlakulkarimah
            Rasulullah SAW bersabda.: “Sesungguhnya aku diutus oleh Tuhan, adalah untuk menyempurnakan akhlak.” Kemudian dalam sabdanya yang lain Rasulullah SAW mengatakan, sebagaimana tertulis dalam Buku Riyadhus Shalihin, yang ditulis oleh Imam Nawawi, bahwa “Sesungguhnya orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik budi pekertinya. (Al Hadist – Muttafaq alaih).
 Rasulullah pembawa risalah Islam selain dengan sabda-sabdanya dan tuntunan lisannya, merupakan tauladan yang baik dengan sikap hidupnya dan tingkah lakunya sehari-hari di bidang akhlak dan budi-pekerti. 
            Allah berfirman dalam Al Qur’an:  “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS: Al-Qalam 4). Budi pekerti  dalam islam dinyatakan sebagai akhlak yang luhur yang memiliki derajat kemuliaan yang tinggi, atau sebagai pertanda nilai moral (moral values) yang baik.  Berkata Siti A’isyah r.a. dengan singkat tatkala ditanya tentang akhlak dan budi pekerti Rasulullah saw.: “Akhlak Rasulullah dan budi pekertinya adalah Al-Qur’an”. Artinya apa yang diperintahkan dan diajarkan Al-Qur’an merupakan ahklak Rasulullah. Maknanya, bahwasanya segala sesuatu yang termaktub dalam Al Qur’an adalah tuntunan kemuliaan untuk mencapai derajat kemanusiaan yang tinggi disisi Allah SWT.
            Bahkan dari Abu Hurairah ra ia menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,” Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik budi pekertinya,……..”.(HR. Tarmidzi). Sabda Rasulullah  ini tentu makin memperkuat pendapat bahwa akhlak yang dalam hal ini budi pekerti yang baik, menunjukkan kesempurnaan iman seseorang.
            Anas ra, sebagaimana diktip oleh Imam Nawawi dalam bukunya Riyadhus Shalihin, Anas ra menceritakan saat ia menjadi pelayan Rasulullah selama sepuluh tahun. Dalam kurun masa itu, ia tak pernah mendengar kata ‘ hus’ dari Rasulullah. Atau ucapan .”kenapa kamu berbuat seperti itu,” atau ,”kenapa kamu tiak berbuat seperti itu,” ( Mutrtafaq alaih). Demikian halus prilaku yang dicontohkan Rasullullah SAW sebagai teladan bagi ummat manusia untuk mencapai pri kehidupan yang paripurna.

Prilaku Lemah Lembut
            Firman Allah dalam Al Qur’an yang artinya kira-kira: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka ber- tawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Qs. Ali Imran : 159).
Quraish Syihab dalam Tafsir  Al  Misbah, menyinggung soal ayat Ali Imran tersebut, menerangkan sesungguhnya Allah SWT. mencontohkan pendidikan bagi manusia dan seluruh alam,  ayat ini juga menerangkan tentang pentingnya sikap lemah lembut dan tidak bersikap keras dan kasar terhadap sesama. Pesan akhlak yang begitu kuat terlihat dalam ayat ini. Ajaran tentang musyawarah untuk menentukan keputusan bersama dan  bertanggung jawab atas keputusan yang sudah dibuat dengan lapang dada terekam secara jelas.  Dalam satu Hadist dikumukakan bahwa, 'Seorang hamba tidak menyempurnakan hakikat keimanan sebelum ia meninggalkan pertengkaran, walaupun ia pihak yang benar. (Bihar al-Anwar, jil.2, hal. 138). Pertengkaran adalah perkara yang melanggar akhlak. Karenanya, prilaku yang sering terlihat dalam kehidupan sehari-hari seperti dipertontonkan para pemimpin ternyata bukanlah suatu hal yang berkenan dengan prilaku akhlakulkarimah yang dicontohkan islam sebagaimana dalam Al Qur’an dan Hadist.
Pemberian hormat sebagaimana dicontohkan dalam Firman Allah dalam Al Qur’an adalah menyontohkan ahlak yang baik.”Dan apabila kamu dihormati dengan sesuatu (salam) penghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu yang sepadan) dengannya. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatunya.” (QS; An Nisa’: 86). Pun pada ayat Al Baqarah:83 memberikan contoh, “……dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua, kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia………”. Demikian indahnya islam dalam berakhlak.
Islam memberikan pelajaran bagiamana seseorang berlaku halus dalam bertuturkata dan sopan serta tidak mengeraskan suaranya dalam berujar serta berprilaku. Sebagaimana diterangkan dalam kisah orang-orang arab yang jahil pada masa Rasulullah maka turunlah ayat  yang melarang orang-orang beriman untuk tidak meninggikan suaranya melebihi Nabi SAW. “Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras, sebagaimana kerasnya suara sebagaian kamu terhadap yang lain. Nanti (pahala) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari.” Sesungguhnya orang-orang yang ,merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah orang yang telah diuji oleh Allah untuk bertaqwa. Mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.”(Al Hujurat : 2-3). Dalam islam suara yang lemah lembutlah yang dicontohkan dan suara menjadi barometer menunjukkan akhlakulkarimah dan kepribadian yang baik.  Wallohu’alam.(*)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar