Oleh : Bangun Lubis
Sahabat Rasulullah SAW, Ibn Absyadz berkata;” Bila terhadap hewan yang buta dan lemah, Allah SWT menundukkan/ mengerakkan
hati mereka yang
sehat, untuk mencukupi kebutuhan dan rizki sesama hewan, maka sudah pasti Allah
SWT tidak akan menelantarkan manusia.
Pastilah Allah SWT akan memberi Rizki kepada setiap manusia.
Pernyataan ini selaras
dengan janji Allah SWT dalam Firman-Nya; “ Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi, melainkan Allah-lah
yang memberi Rizkinya…(QS- Huud; 6).
Begitu pun kepada
manusia, Rizki Allah tidaklah akan pernah luput. Namun, manusia seringkali takut,
mengeluh, bahkan frustasi atau mengalami keresahaan jiwa, karena diliputi rasa
kekhawatiran yang amat sangat tidak
memperoleh rahmat dan Rizki dari Allah SWT.
Sehingga
seluruh waktu kita gunakan untuk mencari harta, makan dan uang. Memaksakan diri hingga
merasa lelah. Pontang-panting ke sana ke mari dan berjibaku hingga lupa diri dan lupa pula kepada Allah. Dan bahkan karena
mencari rizki, hingga waktu untuk keluarga pun
seringkali terlupakan. Malah akhirnya kita lupa, bahwasanya ada waktu yang sangat utama untuk melaksanakan
ibadah seperti salat dan ibadah lainya.. Meski teringat sesaat meninaikan shalat, tetapi dengan cepat pula lupa lagi. Kesibukan kerja dan malah takut tidak beroleh rizki, telah meninggalkan ibadah kita.
Ustadz Drs.
H Umar HK dalam sebuah pengajian di
mushallah An Nur, Ahad malam pertengahan Januari 2015 lalu,
mengemukakan, sesungguhnya
bekerja keras mencari Rizki sangat
dianjurkan dan tidak terlarang.
Bahkan bekerja mencari nafkah rizki amatlah
diajurkan agama. Malah merupakan ibadah.
Namun, hendaknya ke utamaan ibadah sebagai kewajiban dan sunnah tidak sampai terlupakan. Sehingga tidak sampai ada kesan bekerja
lebih utama dari pada ibadah.
Allah
SWT menyuruh ummatnya mencari karunia sebagaimana Firman-Nya; “Wahai orang-orang beriman, bila
salat jumah telah selesai dilaksanakan, maka berpencarlah kalian di muka bumi.
Carilah rizki dari sebagian karunia Allah. Perbanyaklah kalian mengingat Allah
supaya kalian mendapat keberuntungan di dunia dan akhirat.”(QS - Al Jumu’ah: 10). Allah
menganjurkan untuk kita menunaikan
pekerajan (perniagaan) mencari karunia tanpa harus melupakan kewajiban ibadah kepada-Nya. Lalu Firman Allah
SWT lagi: “....Apa yang disisi Allah, adalah lebih baik daripada permainan dan
perniagaan. Dan Allah sebaik-baik pemberi Rizki kepada hamba-hamba-Nya.”(QS - Al Jumu’ah: 11)
Karena itu menurut Umar, tak guna kita berada
dalam ketakutan dan kekhawatiran yang berlebih lebihan. Semua telah tertulis. Lalu janganlah lupa sesungguhnya
Allah memberi rizki tanpa disangka-sangka. Karenanya, tiada keraguan lagi dengan apa
yang dijanjikan Allah. Janganlah kiranya kita frustasi, sakit hati dan penuh ketakutan. Sebab Allah SWT telah menetapkan;” Dan memberinya Rizki dari arah yang tiada
disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya….. (QS -Ath Thalaaq :3). “Dan, segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya...”. (QS: Ar – Ra’d ; 8) .
Semua sudah jelas.
Janganlah lagi takut dan khawatir. Allah telah menjamin untuk memenuhi
kebutuhan makhluk hidup. Wallahua’lam.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar