Bagian 1
Ibadah Haji
Oleh : H. Bangun Lubis
Menunaikan
ibadah haji adalah sesuatu yang amat dirindukan oleh setiap umat Islam. Mereka
yang sudah berkali-kali menunaikannya pun masih rindu untuk mengulanginya. Maka dari itu,
gunakanlah kesempatan emas yang telah diberikan Allah SWT untuk menunaikan
ibadah haji tahun ini. Belum tentu peluang itu akan terulang lagi di masa-masa
mendatang.
Menjalankan
rangkaian ibadah haji secara baik
dan khusyu' untuk mencapai haji mabrur adalah impian
semua ummat Islam. Oleh karena itu, sebaiknyalah kita berikhlas hati dan memiliki ilmu yang
cukup. Terutama tentang bagaimana sesungguhnya menjalankan ibadah haji yang
sesuai dengan tuntunan Nabi Junjungan
kita Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Niat Haji
Rasulullah mengajarkan kita untuk memulai
sesuatu dengan Niat.
Dalam Sabdanya
Rasulullah SAW mengemukakan;
Innama ‘aqmalu
binniat”.
“Sesungguhnya segala amalan baik itu tidak
lain tergantung pada niat.”
Lebih terangnya, dari
Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar Ibnu Khatthab pernah mendengar Rasulullah
bersabda:
“Sesungguhnya semua amal itu
tergantung pada niat, dan sesunguhnya apa yang diperoleh oleh seseorang
adalah sesuai dengan apa yang diniatkannya,....”
(HR Bukhori dan Muslim)
Dalam
menunaikan ibadah haji, seseorang harus
menanamkan niat yang kuat, ikhlas dan sungguh-sungguh. Dengan begitu, harapan
untuk memperoleh haji yang mabrur dapat dicapai. Bahkan dijanjikan oleh Allah,
surga bagi mereka yang berhaji dan umrah bila niatnya semata-mata hanya karena
Allah SWT.
Jangan lupa semua amal perbuatan itu harus
selalu dengan niat kepada Allah. Karena hasil yang diperoleh dari ibadah yang
dilaksanakan (ditunaikan) adalah bergantung
niatnya. Baik buruk suatu amalan adalah bergantung niatnya. Karenanya,
mantapkanlah niat dalam qolbu agar dapat meraih imbalan yang baik dari Allah SWT. Tidak terlepas juga dari menunaikan
ibadah haji, niat adalah sesuatu yang mutlak untuk ditanamkan dalam qolbu agar
ibadah yang akan dilaksanakan memperoleh kemabruran dari Allah.
Menunaikan ibadah haji
sebagaimana impian semua umat muslim juga bergantung pada niat agar seluruh
rukun haji dan wajib haji yang dilaksanakan dapat memperoleh imbalan yang baik
dari Allah. Mabrur adalah salah satu yang diharapkan oleh jemaah ketika
menunaikan ibadah haji.
Adalah sebuah kewajiban
untuk menunaikan ibadah haji bagi mereka yang sanggup, baik secara fisik maupun
mental. Oleh karena itu, setelah berniat, maka bersegeralah untuk menunaikan
ibadah haji. Karena sudah wajib bagi mereka menunaikannya bila telah mencukupi
syarat yaitu baik materi maupun mental spritualnya.
Firman Allah dalam Al
Qur’an, pada surah Al Hajj, menyerukan kepada umat Islam untuk menunaikan
ibadah haji.
”...Berserulah kepada manusia untuk
mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan
mengendarai unta yang kurus, yang datang dari segenap penjuru yang jauh.”
“Supaya menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut
nama Allah pada hari yang telah ditentukan, atas rezeki yang Allah telah
berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebagian
daripadanya dan sebagian lagi untuk dimakan orang-orang yang miskin lagi fakir.
“.” Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka
dan hendakah mereka menyempurnakannya, dan hendaklah mereka melakukan thawaf
sekeliling Baitullah .” (QS. Al Hajj : 27-28-29).
Seruan Allah ini ditujukan
kepada umat Islam agar mereka bersegera menunaikan ibadah haji, sekalipun
mereka berada di kejauhan negeri sana dan bersusah payah untuk mencapainya.
Kesemua itu tiada lain adalah bentuk dari ketakwaan kepada Allah dalam upaya
menyempurnakan keimanan, ibadah dan ke-Islamannya. Berhaji bertujuan meyakinkan
mereka (yang beriman) terhadap adanya bukti-bukti sejarah dan tempat
peribadatan Ibrahim atau umat Islam
hingga hari akhir zaman.
Menyegerakan haji sebagai
kewajiban atas seorang Islam:
“......Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji) sesungguhnya Allah Mahakaya
(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam...”(QS: Ali Imran : 97).
Bersumber
dari Abihurairah Ra, ia berkata, saya pernah mendengar Rasulullah
Bersabda: - “Barangsiapa beribadah
haji tanpa berkata kotor dan tidak berbuat kefasikan, niscaya ia pulang seperti
ketika ia baru dilahirkan oleh ibunya.” (hadist Buchari dan Muslim)
Firman
Allah dan Sabda Rasulullah ini, bertujuan untuk mendorong dan menguatkan niat
seseorang untuk menyegerakan menunaikan ibadah haji, terutama bagi mereka yang
telah mampu untuk melaksanakannya. Allah menjanjikan kebaikan dan
kemambruran atas keikhlasan mereka.
Niat
dalam berhaji adalah sesuatu yang sangat penting. Hendaklah niat yang berada dalam qolbu (hati) kita
adalah semata-mata hanya karena Allah SWT. Hanya dengan kekuatan niat, biasanya
yang namanya tantangan dan hambatan/rintangan yang ada saat berhaji akan dapat
dilalui dengan baik. Selain itu, ilmu pengetahuan tentang beribadah haji
tentulah harus dimiliki.
Tata cara beribadah haji
haruslah diketahui secara luas, sehingga saat menjalankan semua urutan dalam
menjalankan ibadah haji bisa dilaksanakan dengan tertib dan sempurna.
Pengetahuan mengenai Manasik Haji tentulah sesuatu yang sangat penting agar
tata cara berhaji yang menyangkut dengan rukun
haji, wajib haji dan sunnah haji bisa dimengerti saat melaksanakan
ibadah-ibadah haji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar