Senin, 23 September 2013

Menunaikan Ibadah Haji




Bagian 1

Ibadah Haji

 Oleh : H. Bangun Lubis

Menunaikan ibadah haji adalah sesuatu yang amat dirindukan oleh setiap umat Islam. Mereka yang sudah berkali-kali menunaikannya pun  masih rindu untuk mengulanginya. Maka dari itu, gunakanlah kesempatan emas yang telah diberikan Allah SWT untuk menunaikan ibadah haji tahun ini. Belum tentu peluang itu akan terulang lagi di masa-masa mendatang.
            Menjalankan rangkaian ibadah haji  secara baik dan  khusyu'  untuk mencapai haji mabrur adalah impian semua ummat Islam. Oleh karena itu, sebaiknyalah  kita berikhlas hati dan memiliki ilmu yang cukup. Terutama tentang bagaimana sesungguhnya menjalankan ibadah haji yang sesuai dengan tuntunan  Nabi Junjungan kita Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Niat Haji

            Rasulullah mengajarkan kita untuk memulai sesuatu dengan Niat.
                        Dalam Sabdanya Rasulullah SAW  mengemukakan;
           
                        Innama ‘aqmalu binniat”.
                        “Sesungguhnya segala amalan baik itu tidak lain  tergantung pada niat.”

            Lebih terangnya, dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar Ibnu Khatthab pernah mendengar Rasulullah bersabda:
                        “Sesungguhnya semua amal itu tergantung pada niat,  dan sesunguhnya                apa yang diperoleh oleh seseorang adalah sesuai dengan apa yang         diniatkannya,....” (HR Bukhori dan Muslim)        

            Dalam menunaikan ibadah haji,  seseorang harus menanamkan niat yang kuat, ikhlas dan sungguh-sungguh. Dengan begitu, harapan untuk memperoleh haji yang mabrur dapat dicapai. Bahkan dijanjikan oleh Allah, surga bagi mereka yang berhaji dan umrah bila niatnya semata-mata hanya karena Allah SWT.
            Jangan lupa semua amal perbuatan itu harus selalu dengan niat kepada Allah. Karena hasil yang diperoleh dari ibadah yang dilaksanakan (ditunaikan) adalah  bergantung niatnya. Baik buruk suatu amalan adalah bergantung niatnya. Karenanya, mantapkanlah niat dalam qolbu agar dapat meraih imbalan yang baik dari Allah SWT.         Tidak terlepas juga dari menunaikan ibadah haji, niat adalah sesuatu yang mutlak untuk ditanamkan dalam qolbu agar ibadah yang akan dilaksanakan memperoleh kemabruran dari Allah.
            Menunaikan ibadah haji sebagaimana impian semua umat muslim juga bergantung pada niat agar seluruh rukun haji dan wajib haji yang dilaksanakan dapat memperoleh imbalan yang baik dari Allah. Mabrur adalah salah satu yang diharapkan oleh jemaah ketika menunaikan ibadah haji.

            Adalah sebuah kewajiban untuk menunaikan ibadah haji bagi mereka yang sanggup, baik secara fisik maupun mental. Oleh karena itu, setelah berniat, maka bersegeralah untuk menunaikan ibadah haji. Karena sudah wajib bagi mereka menunaikannya bila telah mencukupi syarat yaitu baik materi maupun mental spritualnya.
           
            Firman Allah dalam Al Qur’an, pada surah Al Hajj, menyerukan kepada umat Islam untuk menunaikan ibadah haji.

            ”...Berserulah  kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus, yang datang dari segenap penjuru yang jauh.” “Supaya menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan, atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebagian daripadanya dan sebagian lagi untuk dimakan orang-orang yang miskin lagi fakir. “.” Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendakah mereka menyempurnakannya, dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling Baitullah .” (QS. Al Hajj : 27-28-29).
           
            Seruan Allah ini ditujukan kepada umat Islam agar mereka bersegera menunaikan ibadah haji, sekalipun mereka berada di kejauhan negeri sana dan bersusah payah untuk mencapainya. Kesemua itu tiada lain adalah bentuk dari ketakwaan kepada Allah dalam upaya menyempurnakan keimanan, ibadah dan ke-Islamannya. Berhaji bertujuan meyakinkan mereka (yang beriman) terhadap adanya bukti-bukti sejarah dan tempat peribadatan Ibrahim  atau umat Islam hingga hari akhir zaman. 

            Menyegerakan haji sebagai kewajiban atas seorang Islam:        
            “......Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji) sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam...”(QS: Ali Imran : 97).
           
            Bersumber dari Abihurairah Ra, ia berkata, saya pernah mendengar Rasulullah Bersabda:  -       Barangsiapa beribadah haji tanpa berkata kotor dan tidak berbuat kefasikan, niscaya ia pulang seperti ketika ia baru dilahirkan oleh ibunya.” (hadist Buchari dan Muslim)

            Firman Allah dan Sabda Rasulullah ini, bertujuan untuk mendorong dan menguatkan niat seseorang untuk menyegerakan menunaikan ibadah haji, terutama bagi mereka yang telah mampu untuk melaksanakannya. Allah menjanjikan kebaikan dan kemambruran  atas keikhlasan mereka.
            Niat dalam berhaji adalah sesuatu yang sangat penting. Hendaklah niat yang berada dalam qolbu (hati) kita adalah semata-mata hanya karena Allah SWT. Hanya dengan kekuatan niat, biasanya yang namanya tantangan dan hambatan/rintangan yang ada saat berhaji akan dapat dilalui dengan baik. Selain itu, ilmu pengetahuan tentang beribadah haji tentulah harus dimiliki.
            Tata cara beribadah haji haruslah diketahui secara luas, sehingga saat menjalankan semua urutan dalam menjalankan ibadah haji bisa dilaksanakan dengan tertib dan sempurna. Pengetahuan mengenai Manasik Haji tentulah sesuatu yang sangat penting agar tata cara berhaji yang menyangkut dengan rukun haji, wajib haji dan sunnah haji bisa dimengerti saat melaksanakan ibadah-ibadah haji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar