Sabtu, 20 Juli 2013

Ambil Hikmahnya



Ilmu dan Akhirat
Oleh : Bangun Lubis, M.Si

Seorang sahabat bertanya (Sahabat) : Apa yang engkau kerjakan sehari-hari?
Aku menjawab (Aku) : Bekerja, dan mengurusi keluargaku.
Sahabat: Hanya itu sajakah?
Aku : Tidak. Aku juga melakukan Shalat, membaca Al Quran, berzakat, bersedekah, berinfaq dan mengasihi sesama.
Sahabat:  Tidak ada lagi pekerjaan yang lain?
Aku : Rasa itu cukup sebagai seorang yang ingin memperoleh Ridho Allah.
Sahabat : Aku pikir itu tidak cukup untuk memperoleh Ridho Allh SWT.
Aku : Alasannya?. (Aku mencoba mengejar  apa jawabahan sahabat ku itu).
Sahabat : Engkau belum mentadaburi (mengambil arti) dari Al Qura’an dan Hadist, dan membaca buku-buku yang berkaitan dengan keibadahan. Bila engkau tak mengerti ilmu kehidupan akhirat, maka hanya rutinitas saja yang engkau peroleh. Akan tetapi belum memperoleh ketaqwaan kepada Allah.
Ia pun kemudian menjelaskan, bagaimana kehidupan para shabat dahulu kala. Para imam yang memberikan ilmu kepada umat manusia sebagai bahan fikih dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Ternya mereka semua, tidak pernah lepas dari melakukan ibadah sepanjang hari, bahkan mengartikan setiap tindakan dan prilaku sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT.
Imam Syafi’I misalnya, pernah berkata” Bila ada ada orang yang mengatakan bahwa dirinya cinta dunia dan cinta kepada Allah SWT, bias bersatu dalam dirinya, maka ia adalah pendusta.” Ini diungkapkan Imam Ghazali dalam bukunya, Al – Ghazali (Ihya ‘Ulumiddin), Hal. 66, Republika, Jakarta, 2011.
Dalam sebuah kisah lagi, diungkapkan Imam Ghazali, bahwa ketika Imam Syafi’I memiliki uang 10.000 dirham, maka ia tidak berhenti membagi-bagikan uangnya kepada masyarakat yang memohon pertolongannya hingga habis.
Sahabat:  Mereka sangat merenungkan akan akhirat itu. Sehingga kehidupan mereka seluruhnya digunakan untuk urusan akhirat. Karena menurut Imam Syafi’i, hidup ini haruslah melakukan kegiatan segenap jiwa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berikut segenap rasa ikhlas karena Allah semata.  Dengan amalan – amalan yang dilakukan, akan dijadikan Allah sebagai pembuka jalan memasuki cahaya petunjuk.
Firman Allah SWT :
“Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan – Jalan Kami. San, sesungguhnya Allah benar – benar berserta orang yang berbuat baik.” (QS Al – Ankabut [29]: 69 )
Aku kemudian bergumam sendiri.  Ya, sesungguhnya demikian. Aku mengerti bagaimana maksud dari sahabat tersebut. Ia ingin tak hanya mengerjakan ibadah semata, tetapi hendaklah, mengartikan isi Al Qur’an dan Hadist serta membaca buku-buku yang mengingatkan saya kepada alam akhirat, agar tak terlena kepada kesibukan akan urusan dunia belaka.(*)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar