Ilmu dan Akhirat
Oleh
: Bangun Lubis, M.Si
Seorang sahabat bertanya (Sahabat)
: Apa yang engkau kerjakan sehari-hari?
Aku menjawab (Aku) : Bekerja, dan
mengurusi keluargaku.
Sahabat: Hanya itu sajakah?
Aku : Tidak. Aku juga melakukan Shalat, membaca Al Quran, berzakat,
bersedekah, berinfaq dan mengasihi sesama.
Sahabat: Tidak ada lagi
pekerjaan yang lain?
Aku : Rasa itu cukup sebagai seorang yang ingin memperoleh Ridho
Allah.
Sahabat : Aku pikir itu tidak cukup untuk memperoleh Ridho Allh SWT.
Aku : Alasannya?. (Aku mencoba mengejar apa jawabahan sahabat ku itu).
Sahabat : Engkau belum mentadaburi (mengambil arti) dari Al Qura’an
dan Hadist, dan membaca buku-buku yang berkaitan dengan keibadahan. Bila engkau
tak mengerti ilmu kehidupan akhirat, maka hanya rutinitas saja yang engkau
peroleh. Akan tetapi belum memperoleh ketaqwaan kepada Allah.
Ia pun kemudian menjelaskan,
bagaimana kehidupan para shabat dahulu kala. Para imam yang memberikan ilmu
kepada umat manusia sebagai bahan fikih dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari.
Ternya mereka semua, tidak pernah
lepas dari melakukan ibadah sepanjang hari, bahkan mengartikan setiap tindakan
dan prilaku sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT.
Imam Syafi’I misalnya, pernah
berkata” Bila ada ada orang yang mengatakan bahwa dirinya cinta dunia dan cinta
kepada Allah SWT, bias bersatu dalam dirinya, maka ia adalah pendusta.” Ini
diungkapkan Imam Ghazali dalam bukunya, Al
– Ghazali (Ihya ‘Ulumiddin), Hal. 66, Republika, Jakarta, 2011.
Dalam sebuah kisah lagi,
diungkapkan Imam Ghazali, bahwa ketika Imam Syafi’I memiliki uang 10.000
dirham, maka ia tidak berhenti membagi-bagikan uangnya kepada masyarakat yang
memohon pertolongannya hingga habis.
Sahabat: Mereka sangat
merenungkan akan akhirat itu. Sehingga kehidupan mereka seluruhnya digunakan
untuk urusan akhirat. Karena menurut Imam Syafi’i, hidup ini haruslah melakukan
kegiatan segenap jiwa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berikut
segenap rasa ikhlas karena Allah semata.
Dengan amalan – amalan yang dilakukan, akan dijadikan Allah sebagai
pembuka jalan memasuki cahaya petunjuk.
Firman Allah SWT :
“Dan orang-orang yang berjihad
untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka
jalan – Jalan Kami. San, sesungguhnya Allah benar – benar berserta orang yang
berbuat baik.” (QS Al – Ankabut [29]: 69 )
Aku kemudian bergumam sendiri. Ya, sesungguhnya demikian. Aku mengerti
bagaimana maksud dari sahabat tersebut. Ia ingin tak hanya mengerjakan ibadah
semata, tetapi hendaklah, mengartikan isi Al Qur’an dan Hadist serta membaca
buku-buku yang mengingatkan saya kepada alam akhirat, agar tak terlena kepada
kesibukan akan urusan dunia belaka.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar