EFEKTIVITAS PEMANFAATAN MEDIA MASSA CETAK
OLEH PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK
Oleh : Bangun Paruhuman Lubis
ABSTRAK
Pemanfaatan
Media Massa Cetak merupakan sarana yang
sangat efektiv dalam mensosialisasikan informasi kebijakan maupun program
pembangunan daerah oleh Pemerintah Sumatera Selatan kepada masyarakat luas.
Penelitian
yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemanfaatan media massa
cetak oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
dalam meningkatkan pelayanan publik.
Penelitian menggunakan metode
deskriptif. Untuk menghasilkan data deskripsi, pendekatan penelitian digunakan
metode penelitian kualitatif.
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa Pemanfaatan Media Massa Cetak
oleh Pemerintah Provinsi dalam Meningkatkan Pelayanan Publik sangat
efektiv.. Media massa cetak telah
menjadi salah satu pilihan sebagai sarana sosialisasi kebijakan dan program
pembangunan daerah oleh Pemerintah Sumatera Selatan.
Walaupun
demikian masalh tetap ada yakni terkait dengan dana dan persebaran media cetak
hingga ke pelosok desa. Karenanya, masih dibutuhkan usulan untuk mengatasi
masalah terseut. Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan perlu menambah anggaran dana dari APBD untuk pebiayaan pemuatan informasi di
tahun-tahun mendatang untuk meningkatkan jangkauan media cetak
hingga ke pelosok desa. Perlu mencari solusi dengan menerbitkan media cetak
alternatif untuk menyesuaikan dengan
jumlah masyarakat pembaca di Sumatera Selatan.
LATAR BELAKANG
Pemerintah
merupakan institusi yang mengendalikan kekuasaan yang memiliki hak dan
tanggungjawab memberikan arah pembangunan dengan tujuan agar dapat
mensejahterakan masyarakat. .
Pemerinah juga memberikan pelayana
epada masyarakat, sebagai bentuk tanggungjawabnya. Salah satu tugas Pemerintah
Daerah hendaklah dapat mensosalisasikan setiap kebijakan ataupun
program-program pembangunan daerah.
Dengan demikian kebijakan, peraturan - peraturan daerah maupun program
pembangunan yang telah dibuat pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah
provinsi dapat diketahui dan menjadi pedoman bagi masyarakat dalam kehidupannya
sehari-hari. (Miftah Thoha, 2009: 59-60).
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah
menggunakan media massa cetak dalam melakukan sosialisasi tentang informasi
kebijakan dan program-program pembangunan daerah. Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan menilai bahwa sarana media massa cetak tersebt cukup tepat dan ampuh. “Sesuai
dengan fungsinya, media massa salah satu media cetak adalah alat komunikasi
yang digunakan untuk menyebarluaskan informasi dan memiliki daya kemampuan yang
kuat dalam mempengaruhi alam pikiran masyarakat.” (Ashadi Siregar, 2010)
Komitmen
Pemerimtah Provinsi Sumsel itu ditunjukkan melalui dukungan dana yang
dialokasikan melalui Anggan Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD), seperti
tercatat dalam APBD Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 mencapai Rp 2,3 miliar. Lalu untuk anggaran
tahun 2010 khusus untuk media massa cetak dana yang dianggarkan pada APBD 2010
meningkat hingga mencapai Rp 3 miliar (Buku APDB, 2010)
Tetapi,
biarpun selama ini pemanfaatan media massa massa cetak sebagai alat sosialisasi
yang berkaitan dengan informasi pembangunan daerah sudah berjalan baik dan
dinilai cukup tepat sasaran oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan namun
informasi yang disampaikan kepada
masyarakat tersebut belumlah dapat optimal karena jangkuan persebaran surat
kabar (oplag) yang khusus koran masih terbatas untuk mencapai masyarakat sampai
ke pelosok desa akibat jumlah oplag atau jumlah eksemplar media massa cetak
yang masih cukup terbatas.
Selain itu, dana pembiayaan pemuatan
pemberitaan yang dianggarkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, masih
kurang bila dibandingkan dengan keperluan pembiayaan pemuatan tulisan informasi
yang hendak disampaikan kepada masyarakat luas tersebut.
Berdasarkan
pada identifikasi masalah tersebut maka dapat pula ditetapkan rumusan masalah
sebagai berikut:
-
Bagaimana pemanfaatan media massa cetak oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan agar efektiv didalam mensosialisasikan
informasi yang berkaitan dengan kebijakan
dan program pemangunan daerah kepada
masyarakat luas?
TINJAUAN
PUSTAKA .
Pemerintahan Daerah
Undang
– Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, memberikan pengertian
tentang pemerintahan daerah bahwa: “Pemerintah Daerah adalah
penyelenggaraan Pemerintah di Daerah
Otonom oleh Pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi”.
Mencermati uraian di atas, maka Pemerintah
Daerah sesuai dengan konsep otonomi daerah, adalah terdiri dari Pemerintah
Provinsi, Kabupaten dan juga Pemerintah Kota. Pemerintah Provinsi dalam konteks
pemerintahan daerah, memiliki hak wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus rumahtangganya sendiri sesuai
dengan peraturan yang berlaku.( Inu Kencana,
1994: 104 ). Pemerintah provinsi
sebagai pemerintah daerah otonom tentunya memiliki tugas melakukan kewajiban
untuk memberikan pelayanan yang optimal, sehingga tujuan untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat yang dicita-citakan dapat terpenuhi.
Max Weber dan Frazier Moore dalam konteks
organiasi pemerintahan, menyatakan bahwa bagian humas tersebut berperan untuk
menjalankan tugasnya sebagai penghubung atau bagian yang bertanggungjawab untuk
mensosialisasikan dan menginformasikan segala bentuk kepentingan pemerintah
kepada masyarakat luas.
Konsep Efektivitas
Sebuah pekerjaan yang berhasil mencapai
tujuan atau tepatguna dalam mencapai sasarannya pada prinsipnya disebut
efektiv. Sebagaimana pengertian efektifvtas, menurut pendapat Richad M. Steers;…bahwa efektivitas
suatu organisasi adalah seberapa jauh organisasi tersebut dapat berhasil
mencapai tujuan dan /sasaran.
Steers (2004 : 4- 6)
juga menambahkan bahwa ada beberapa konsep yang saling berhubungan dalam
pengertian efektivitas, antara lain:
a.
Faham
mengenai optimalisasi tujuan, bahwa efektivitas dinilai menurut ukuran seberapa jauh sebuah kelompok
atau oranisasi berhasil pencapai tujuan yang
layak dicapai.
b.
Persfektif
sistematika, yakni organisasi terdiri dari berbagai unsur yang saling mendukung
dan saling melengkapi. Unsur –unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap proses pencapaian tujuan suatu
organisasi.
c.
Tekanan
pada segi tingkahlaku manusia dalam organisasi, tingkahlaku individu dan kelompok dalam menentukan kelancaran
tercapainya tujuan.
Media Massa Cetak
Begitu menyebut
Media Massa Cetak orang akan langsung memiliki pengertian bahwa hal itu
berkaitan dengan dunia persuratkabaran. Sebab, istilah itu sudah demikian
populer di masyarakat luas. Secara filosofis pengertian tersebut, dapat
diterjemahkan sebagai bagian utama yang berkaitan langsung dengan dunia
jurnalistik atau dunia kewartawanan maupun juga seringkali disebut dengan dunia
pers.
Sementara
pendapat (Dja’far H. Assegaff, 1991:10)
mengartikan Media Massa adalah wadah yang menjadi alat atau tempat
penyaluran atau penyampaian pesan berita atau kabar maupun informasi yang dapat
mencapai (menjangkau) jumlah massa (masyarakat luas) yang besar dan
heterogen. Bila bentuk medianya adalah
surat kabar atau koran, majalah atau tabloid maka disebut media masa cetak atau
lazim dalam dunia kewartawanan disingkat menjadi media cetak saja.
Manfaat
Media Massa
Bagi
Pemerintah Daerah
Media
massa cetak sebagai alat komunikasi dinilai memiliki kekuatan yang cukup ampuh
dalam usaha untuk mempengaruhi opini masyarakat. Bahkan (Eceng Abdullah 2001:
4) mengatakan, media massa atau lazim juga disebut sebagai perss merupakan
kekuatan keempat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif. Media massa dalam
pengertian pers diyakini menjadi wahana demokrasi dan demokratisati. Oleh
karena itu, banyak kalangan yang menilai bahwa siapaun yang mampu menguasai
media massa akan mampu memenangkan persaingan. Karena media massa ini demikian
efektiv dan mampu menciptakan citra pihak yang diberitakan. Bagi
lembaga seperti pemerintah daerah kata Eceng Abdullah, peranan media massa
tentu demikian efektiv untuk menumbuhkan citra positif. Sebab sebuah
keberhasilan seperti kebijakan, peraturan daerah atau program-program
pembangunan daerah dapat diketahui oleh masyarakat tergantung bagaimana aparat pemerintahan
dapat menuliskannya pada media massa cetak.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan methode deskriptif
dengan pendekaan kualitatif dengan memfokuskan pembahasan terhadap efektivitas
fungsi pemanfaatan media massa cetak dalam mensosialisasikan atau
menyebarluaskan dan menginformasikan kebijakan,
program
pembangunan daerah atau peraturan daerah yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu bagian yang tak terpisahkan dari
tugas dan pelayanan instnasi tersebut terhadap masyarakat. Termasuk akan
menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemanfaatan media massa
cetak yang dimaksud. Untuk lebih jelasnya, bahwa penelitian ini akan difokuskan
pada : Efetivitas Pemanfaatan Media
Massa Cetak Sebagai Bentuk Pelayanan Publik Oleh Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan.
Dalam Definisi operasional yang dimaksudkan untuk mempermudah dan memberikan
arah yang jelas dalam pencapaian tujuan penelitian, yang menjadi konteks
penelitian ini adalah Efektivitas Pemanfatan Media Massa Cetak
Oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
Lantas dalam
mengumpulkan data diperoleh melalui Informan , wawacara, pengamatan dan telaah
dokumen serta observasi. Pendekatan kualitatif yang dimaksud bahwa penelitian
tidak menggunakan angka-angka melainkan melalui penafsiran terhadap data yang
diperoleh.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian
ini data akan dianalisis secara
deskriftif induktif kualitatif. Penelitian secara deskriptif disini dimaksudkan
untuk mendekskripsikan data penelitian sesuai dengan variabel yang akan
diteliti, tanpa melakukan pengujian hubungan antar variable yang akan diteliti,
tanpa melakukan pengujian hubungan antar variable melalui pengujian hipotesis.
Disamping melakukan analisis, hasil penelitian akan diuraikan secara kualitatif
sehingga diperoleh gambaran mengenai situasi-situasi atau peristiwa-peristiwa
yang terjadi dilapangan. Setelah data diperoleh, kemudian dikonfirmasi dengan
obyek yang terlibat dengan data tersebut (triangulasi) kemudian memunculkan
kosep serta menyimpulkan berdasarkan rumusan masalah secara terstruktur.
HASIL dan PEMBAHASAN
Penggunaan disain penelitian seperti
yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya telah dapat memperoleh data yang
berhubungan dengan penelitian ini, baik data primer maupun data sekunder. Data
ini kemudian digunakan untuk menganalisis yang berkaitan dengan Efektivitas
Pemanfaatan Media Massa Cetak Oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam
Meningatkan Pelayanan Publik.
Data
primer diperoleh dari hasil wawancara dari setiap informan yang kesemuanya
berhubungan dengan Efektivitas Pemanfaatan Media Massa Cetak oleh Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan.
Sejumlah
informan tersebut masing-masing adalah:
1.Gubernur Sumatera Selatan. 2. Kepala Biro
Humas Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. 3.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Sumsel . 4. Kepala
Sub Bagian Pemberitaan Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. 5. Tokoh Pers dan Pimpinan
Media Massa Cetak di Kota Palembang. 6. Masyarakat Pembaca Media Massa Cetak di
Sumatera Selatan
Sesuai
dengan konsep Efektivitas maka pembahsan ditujukan pada :
1. Optimalisasi Tujuan
Pembahasan
yang disampaikan dalam Optimaliasi Tujuan ini tidak lain membicarakan seberapa
jauh sebuah kelompok atau organisasi yang dalam penelitian ini adalah
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berhasil mencapai tujuan yang layak dicapai.
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sebagaimana hasil wawancara dengan pejabat
humas menilai bahwa penggunaan media massa cetak dinilai cukup efektiv dalam
menyampaikan informasi kepada masyarakat.
1). Mengapa Media Cetak Dipilih
Menyebarluaskan Informasi
Gubernur
Sumatera Selatan, Ir.H. Alex Noerdin, SH, dalam suatu wawancara, memberikan
pemahaman mengenai peran media massa yang demikian besar dan cukup
berpengaruh. Dikatakan, bahwa informasi
atau berita ataupun tulisan yang ada termuat dalam media massa seperti media
cetak atau koran, dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai
pembangunan yang telah dilakukan ataupun yang sedang dan akan dilakukan ke
depan oleh sebuah pemerintahan, sebagaimana juga yang dilakukan oleh Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan.
“Besar sekali manfaat media cetak dan
cukup tepat digunakan sebagai sarana atau alat dalam penyebarluasan informasi
yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah atau peraturan maupun
program-program pembangun. Saya mememiliki pengalaman sejak lama sebagai
patokan bahwa media massa cetak memang tepat sebagai sarana sosialisasi
kebijakan kebijakan pemerintah.” (Alex Noerdin, Gubernur Sumatera Selatan,
Wawancara, 5 April 2010).
2). Tujuan Penggunaan Media Massa Cetak Sebagai
Sarana Informasi
Semenara itu, penggunaan media cetak
sebagai alat sosialisasi oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dirasakan penting oleh masyarakat dan data
yang tertulis di dalamnya, dapat dijadikan sebagai bahan kajian atau bahan
perbandingan bagi penelitian yang dibutuhkan. Misalnya, kalangan masyarakat
perguruan tinggi atau masyarakat intelektual atau professional, menggunakan
bahan yang dinformasikan melalui media cetak dapat dijadikan sebagai sumberdata
dan kepustakaan saat mereka memerlukan informasi itu sebagai bahan kajian untuk
kepentingan dunia ilmiah.
“ Media cetak kami nilai sangat
membantu dan begitu tepat digunakan agar informasi yang disampaikan dapat
menjelaskan pesan-pesan pembanguan atau segala bentuk program, kebijakan atau
peraturan daerah yang berguna bagi masyarakat.
Kajian Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memilih menggunakan media
cetak sebagai alat atau sarana
sosialisasi telah dilakukan melalui suvei dan pengamatan di lapangan. Memang
media cetak hasilnya dapat menyampaikan informasi dengan lebih bermakna dan
pemahaman masyarakat lebih berkualitas
atas pesannya.” (Iskandar, Wawancara Kamis 29 September 2010)
3). Ketepatan Informasi dalam Mencapai
Sasaran di Masyarakat
Menyikapi
apa yang dikemukakan oleh dua pejabat Humas Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan, Tantowi H Permana dan Iskandar Zulkarnaen tersebut, dikuatkan oleh
seorang warga yang terbiasa membaca media cetak atau Koran. Warga tersebut
adalah H. Maspril Aries (47 tahun) tinggal di Jl. Sutan M. Mansyur No 120,
Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang, Sumatera Selatan
mengatakan, bahwa dirinya seringkali memperoleh informasi mengenai program
pembangunan atau yang terkait dengan berbagai kebijakan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Selatan dari media cetak.
“Saya akui, banyak informasi
pembangunan yang saya ketahui dari hasil informasi yang disampaikan Pemerintah
Provinsi Sumsel melalui media cetak. Tapi terus terang informasi itu bukanlah
yang utama bagi saya. Karena informasi yang disampaikan pemerintah biasanya
hanya soal pembangunan, sementara kita membaca Koran tidak ingin hanya
informasi sepeti itu saja Bagi saya agak kurang menarik. Untuk sekadar
mengetahui saja. Malah ada juga hanya acara-acara serimonial dan bukan
menyentuh subtansi dari kebijakan pembangunan daerah.” (Maspril, Wawancara 4
Oktober 2010).
Sekalipun respon tersebut diakui sebagai suatu pertanda bahwa masyarakat
dapat mengetahui informasi pembanguan di Provinsi Sumatera Selatan melalui
media cetak namun perlu disadari bahwa persebaran Koran di Sumatera Selatan
tidaklah berbanding sama dengan jumlah pembaca masyarakat, apalagi dengan
jumlah penduduk. Data Humas Pemerinta
Provinsi Sumatera Selatan menyebutkan bahwa jumlah penduduk Sumatera Selatan pada tahun 2009 diperkirakan
mencapai 7,2 juta jiwa. Dari jumlah itu
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Sumatera Selatan memperkirakan
bahwa jumlah pembaca surat kabar khusus untuk Koran atau media cetak yang
potensial setidaknya mencapai 1 juta
jiwa. Dalam kenyataannya jumlah oplag
atau eksemplar Koran yang terbit setiap hari di Sumaera Selatan diperkirakan
sekitar 100.000 eksemplar dengan jumlah pembaca hanya sekitar 500.000 jiwa.
Dari data prediksi yang direka oleh
Ketua PWI Cabang Palembang, Oktaf Riyadi
SH, menunjukkan bahwa masyarakat yang
membaca informasi melalui media cetak di Sumatera Selatan yang terdiri dari
seluruh koran daerah yang jumlahnya mencapai 10 penerbitan masing-masing Harian
Sriwijaya Post, Sumatra Ekspres, Berita Pagi, Palembang Pos, Radar Palembang, Palembang
Ekspres, Swara Nusantara, Seputar Indoesia, Sentra Post dan Sumsel Post, di tambah dengan Koran nasional
yang beredar di Sumatera Selatan, maka antara jumlah penduduk yang potensial
untuk membaca Koran saja belum sepadan dengan jumlah persebaran Koran di daerah
ini. Jumlah oplag media cetak masih di bawah pridiksi jumlah pembaca
Bila memang ingin sebagian besar
masyarakat membaca Koran, disarankan oleh masyarakat yang ditanya agar membuat
papan-papan yang gunanya untuk menempel Koran di setiap pos tertentu di
desa-desa. Dari papan tersebut masyarakat bisa membaca informasi yang mereka
kehendaki guna tercapai proses pencerdasan bagi masyarakat.
2. Perspektif Sistematika
Setiap organisasi, sebagaimana dalam konsep efektivitas yang dikehendaki
oleh Richar M Steers, menginginkan adanya kerjasama diantara berbagai unsur –
unsur dalam organisasi yang saling mendukung dan saling melengkapi. Dalam
konteks penelitian terlihat adanya kerjasama dan saling mendukung tersebut,
terlebih ketika informasi hendak disampaikan, maka bidang kehumasan Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan yang terdiri dari beberapa unit atau unsur bagian
saling mendukung untuk melengkapi kebutuhan informasi tersebut. Misalkan, informasi yang akan disampaikan terlebih
dahulu disiapkan dan dipilih secara tepat.
1).
Mekanisme Menyiapkan Informasi Yang Akan
Disampaikan
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan tentunya
menginginkan informasi yang disampaikan kepada masyarakat dalam
mensosialisasikan segala bentuk program pembangunan dapat mengenai sasaran yang
tepat. Oleh karena itu, informasi yang akan disajikan terlebih dahulu
dipersiapkan agar tidak menimbulkan pendapat yang berbeda di masyarakat.
Seperti dikemukakan oleh Kasubag
Pemberitaan Biro Humas Pemerintah Provinsi Sumsel, Drs Iskandar Zulkanaen,
dalam suatu wawancara, diketahui bahwa tidak semua media cetak memiliki
pemberitaan yang positif atas program pembangunan atau kebijakan Pemerintah.
Adakalanya pemberitaan media menyajikan informasi yang negatif.
“Untuk mengimbangi berita-berita
negatif tersebut, tentunya kami dari Humas Pemerintahan harus menyiapkan
liputan bagi media cetak yang berkaitan dengan berita atau informasi yang
positif. Kita harus menyiapkan itu, agar citra pemerintah di masyarakat tidak
seperti yang dikemukakan media cetak. Oleh karenanya kami menyiapkan berita
pembangunan yang dinilai menunjang upaya suksesnya pembangunan yang berjalan.
Dan masyarakat juga bisa memperoleh informasi yang jelas untuk mereka
memahaminya.” (Iskandar, Wawancara 30 September 2010)
2). Penyediaan Dana untuk Penyebarluasan Informasi
Berkaitan
dengan anggaran dana Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah menganggarkan
dana yang disebut dengan biaya iklan. Dana ni diambil dari APBD yang telah
disetujui oleh pihak DPRD. Untuk tahun 2010 khusus untuk media cetak
sebagaimana diungkapkan oleh Iskanar Zulkarnaen dalam wawancara, mencapai Rp 3
miliar. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan APBD 2009 yang khusus
untuk media cetak yang jumlanya sekitar
Rp 2,3 miliar.
“Anggaran dana APBD ini memang telah
disiapkan untuk digunakan sebagai pembiayaan iklan yang dipasang di
media-media. Begitu juga untuk media cetak ada dananya dalam tahan 2010
mencapai Rp 3 miliar untuk media cetak saja. Informasi itu penting kita
sampaikan, sementara tidak sema media bersedia menulsikannya. Jika tidak
dinilai penting oleh mereka ..ya enggak dimuat di korannya. Kita kan tidak
dapat memaksa media..Dana itulah kita gunaka untuk biaya sosialisasi selama
setahun untuk seluruh media cetak yang dianggap penting menginformasikan
program pembangunan, yang dihitung sebagai biaya iklan.” (Iskandar, Wawancara,
30 September 2010)
Tetapi
jika diperhitungkan dengan jumlah dana yang dibutuhkan, sebenarnya anggaran Rp
3 miliar dinilai masih belum memadai.
3.
Penekanan Pada Sisi Tingkah Laku Manusia
Pendekatan
yang menekankan pada sisi tingkah laku dalam kontek ini tidak lain adalah untuk
menyamakan persepsi antara pimpinan dalam hal ini Kepala Biro Humas yang
berperan sebagai manejer dalam Biro Humas dan personil dibawahnya yang memiliki
tugas untuk mengklasifikasikan informasi yang akan dimuat atau disampaikan
melalui media massa cetak kepada masyarakat.
1).
Keterlibatan dan Sikap Staf Humas Dalam
Mengelola Informasi
Respon
personil (pegawai) Humas yang menggambarkan bagaimana sikap staf Bidang Humas
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam menyikapi setiap informasi yang akan
disajikan di media cetak, diharapkan dapat memberikan pengertian bahwa mereka
cukup kooperatif dalam menyikapi setiap isu yang berkembang. Menurut Iskadar Zulkarnaen, staf humas harus
dapat memilah berita-berita yang hendak
disajikan sebagaimana keinginan atasannya Kepala Biro Humas.
“Misalnya kalau isunya isu nasional,
kami akan memuat berita itu dengan memilih Koran nasonal. Kalau hanya
daerah..ya hanya di koran daerah yang terbit di Palembang dan ditambah Koran
yang juga terbit di kabupaten-kabuaten
dan kota di Sumatera Selatan. Ini harus dipilah agar informasi yang disampaikan
tidak menjadi sia-sia.”(Iskandar, Wawancara, 30 September 2010)
Artinya, staf Humas Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan memberikan kontribusi baik tenaga maupun pemikiran
dalam menyiapkan informasi yang hendak diserahkan kepada pihak media massa
cetak, yang menjadi bentuk komitmen mereka terhadap tugas sebagai pegawai di
jajaran Humas yang memiliki tugas dan tanggungjawab untuk menyajikan informasi
yang baik dan benar kepada masyarakat luas.
2). Pemilihan Materi informasi Yang Akan
Disampaikan
Bahkan
informasi itu juga dipilah-pilah sesuai dengan sekmentasi media cetak
yang terbit. Jika persoalan ekonomi maka media cetak yang meberitakannya adalah
media dengan sekmentasi ekonomi, sedangkan apabila permasalahan yang akan
diinformasikan adalah masalah pembangunan dan kemasyarakatan, akan dimuat di
media yang memilii sementasi umum.
“Materi itu akan kita sesaikan
dengan sekmentasi media cetaknya dan staf humas yang memiliki bidang dalam
penyeleksian berita, akan mencari berita yang sesuai, begitu juga dengan satf
bidang komunikasi dan informasi akan menyiapkan seluruh materi dalam bentuk
berita atau iklan sesuai dengan sekmentasi medianya. Agar seluruh lapisan
masyarakat dapat membaca informasi yang ingin disampaikan pemerintah.”
(Tantowi, 30 September 2010)
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dia
atas menunjukkan bahwa Pemanfaatan Media Massa Cetak doleh Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan dinilai efektiv. Hasil efektivitas yang dicapai setelah
dimensi berupa Optimalisasi Tujuan dari pemanfaatan media massa cetak oleh
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan tercapai sesuai hasil yang diharapkan atau
memnuhi sasaran akan keefektivan itu sendiri.
Demikian juga dengan Perpektif
Sistematika yang didalamnya terdapat proses mempersiapkan informasi sebelum
disosialisasikan kepada masyarakat juga dilakukan secara baik. Bahkan pihak
Pemerintah Provinsi juga menyediakan pembiayaan berupa dana yang dianggap cukup
untuk membiayai pemuatan informasi di media cetak yang dipilih.
KESIMPULAN
Bila dilihat dari tiga perspektif efektivitas pemanfaatan media massa cetak oleh Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan sebagaimana yang telah dipaparkan dalam hasil dan
pembahasan penelitian maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Pemanfaatan media massa cetak
sebagai sarana sosialisasi informasi - baik itu dalam bentuk program maupun
kebijakan-kebijakan - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan kepada masyarakat dinilai cukup efektiv. Kesimpulan itu berdasarkan tercapainya tujuan pemanfaatan media massa
cetak itu sendiri sebagai sarana atau alat
yang cukup tepat dalam menginformasikan program atau kebijakan-kebijakan
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
terhadap masyarakat secara luas.
Begitu
pun kepada masyarakat sebagai sasaran
informasi berbagai kepentingan
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, pemanfaatan media massa cetak cukup tepat
dan dapat mencapai sasaran. Itu dibuktikan dari adanya feedback dari masyarakat sebagaimana tergambar dari hasil
penelitain. Masyarakat mengetahui informasi berbagai program pemerintah dari media
massa cetak atau koran. . .
Di sisi
lain pihak petugas atau pegawai Humas Pemprov Sumsel yang menangani informasi
itu di bagian humas, telah melakukan mekanisme penyeleksian informasi.
SARAN
Sejalan dengan kesimpulan yang telah
diuraikan di atas maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan perlu menambah anggaran dana dari APBD untuk pembiayaan pemuatan
informasi di tahun-tahun mendatang yang
lebih besar lagi ketimbang anggaran dana tahun sebelumya.
2. Perlu mencari solusi dengan menerbitkan
media massa cetak alternative yang
khusus untuk penerbitan
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang dikelola leh Bagian Humas untuk
menyesuaikan jumlah pembaca di Sumatera Selatan
3. Penempatan tulisan untuk informasi di
halaman media massa cetak harus tepat agar pembaca memiliki minat yang besar
untuk membacanya.
4.
Perlu mendirikan papan plakat untuk alat penempelan lembar informasi yang
dimuat di media agar masyarakat di pelosok desa dapat membaca informasi dari Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah,
Eceng, Press Realtion, Kiat Berhubungan
Dengan Media Massa,
2001, Bandung, Remaja Rosda Karya, Bandung
Ahmad,
Asep, ” Analisa Teoritis Tenang Media
Massa,”
(Situs Google 2010: 9 April, diakses Pukul
21:30 Wib)
Assegaff,
Dja’far, Jurnalistik Masa Kini, Ke
Pengantar Praktek
Kewartawanan,
1991, Jakarta, Ghalia Indonesia
Cangara,
Hafield, Pengantar Ilmu Komunikasi,
2003, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
J
Moeloeng, Lexy, Metodologi Penelitian
Kualitatif, 2003,
PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Hadi, Sutrisno, Motodologi Research III, 1990, Ando
Offset, Yogyakarta
Ismi, Yan,
Media Komunikasi, Situs.google,
diakses, 16 Juni 2010
pukul 14.30 Wib.
Yemial, Keban, Enam
Dimensi Strategis Adminitrasi Publik, 2004,
Yogyakarta, Gavamedia
Kasim,
Azhar, Pengukuran Efektivitas Dalam
Oganisasi, 1993,
Jakarta, LPFEUI
K.
Passente, Christoper, The Complete
Ideal’s Guides JURNALISME
2008, Jakarta, PRENADA
Koentjaraningrat,
Metode-Metode Penelitian Masyarakat,
1979
PT Gramedia, Jakarta
Martoyo,
Susilo, Manajemen Sumber Daya Manusia,
1994,
Yockyakarta, BPFE
Moore, H.
Frazier, Hubungan Masyarakay, Pronsip, Kasus dan
Masalah,
1988, Remaja Rosdakarya, Bandung
M Steers,
Ricahd, Efektivitas Organisasi
(Kaidah Tingkah Laku),
2004, Erlangga, Jakarta,
Munir Dkk,
Kebijakan dan Manajemen Keuangan Daerah,
2004,
Yogyakarta, YPAPI
Nasir , Muhammad,
Keterapilan Pers dan Jurnalistik, 2008, Universitas PGRI,
Palembang
Noerdin, Alex,
Gubernur Sumatera Selatan, Dalam
Wawancara,
Selasa, 5 April 2010, Palembang
Rukman, Nana, Strategi
Planning For Education Management Model,
Manajemen
Pendekatan Berbasis Kemitraan, 2006,
Bandung, Alfabeta
.Syafi’ie,
Inu Kencana, Sistem Pemerintahan
Indonesia, 1994,
Rineka
Cipta, Jakarta
Siregar,
Ashadi, Institusionalisasi dan Format
Media,
Situs Google,
diakses 25 April 2010, pukul 21.30 Wib
Syafi’ie, Inu Kecana
Sistem Pemerintahan Indonesia, 2006,
Rineka
Cipta, Jakarta
Sendjay,
Sasa Djuarsa a dkk, Penganar Ilmu
Komunikasi, 2001,
Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, Jakarta
Surahmad,
Winanrno, Pengantar Penelitian Ilmiah,
1989, Tarsito, Bandung.
Thoha, Miftah, Birokrasi Pemerintahan Indonesia di Era Reformasi, 2009,
Kencana
Prenada Media Group, Jakarta
Tim
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa,
Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 1995,
Jakarta, Balai Pustaka
Undang–Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Jakarta,
Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia
Undang-Undang
Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, Jakarta Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia
Undang-Undang
Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, Jakarta Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar