Selasa, 23 Februari 2016

Kewajiban dan Kesalihan


Oleh: Bangun Lubis

Manusia hidup di dunia ini sudah ada tugasnya masing-masing. Kecuali melakukan tugas yang hakiki untuk menyembah Allah dan mengikuti seluruh perintahnya serta melaksanakan Sunnah Rasulullah Shollollohu'alaihi wasallam, tentunya ada tugas sosial sebagiman juga yang diajarkan agama Islam.
Melaksanakan tugas kepada Allah karena dasarnya sebagaimana firman Allah SAW;”...dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. ( QS. Adzdzariyat :56). Tugas ini dilakukan oleh manusia dengan kewajiban sesuai dengan kemampuannya.
            Firman dan sabda Rasulullah itu, merupakan landasan pokok tugas-tugas manusia dalam menjalankan kehidupannya baik secara vertikal kepada Allah maupun horizontal diantara sesama manusia (mukmin) dalam pergaulannya sehari-hari.
Bila sudah mengetahui tugas pokok manusia ini, mengapa lagi sulit diantara kita untuk menjalankannnya. Padahal, Allah telah menjanjikan kepada manusia mukmin yang  taqwa akan memperoleh kemudahan dalam kehidupannya. Bahkan jaminannya hingga hari akhirat dengan balasan surga jannatunna’im.
Allah berfirman bahwa mereka dapat terlepas daripada kesusahan. Bukan berarti tidak mendapat susah atau tidak ditimpa ujian,  tetapi selepas kesusahan dan ujian, mereka akan terselamat. Walaupun ada pelbagai rintangan dalam ujian itu, ia sementara waktu saaja. Selepas itu Allah akan lepaskan dari ujian dan rintangan itu dengan menghadiahkan berbagai macam nikmat. Jelas sekali dalam firman Allah: "Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, Allah akan lepaskan dia dari masalah hidup." (At Thalaq: 2)
Bahkan akan diberi rezeki yang tidak tahu dari mana sumber datangnya.  Diberi rezeki yang tidak terduga. Ayat itu berlanjut lagi pada jaminan Allah: "Dan akan diberi rezeki sekira-kira tidak diketahui dari mana sumbernya." (At Thalaq: 3).  Inilah jaminan daripada Allah SWT bagi mereka yang bertaqwa. Siapa yang bertaqwa,  rezekinya ada, makan minumnya yang perlu tetap ada walaupun dia tidak berusaha. Walaupun dia tidak ada kerja, tetap ada jaminan daripada Allah. Ini diakui sendiri oleh Imam Ghazali, sebagaimana pengalaman beliau : "Kalau sekalipun orang bertaqwa itu tidak ada kerja, keperluan-keperluan nya tetap diperolehnya."
            Setelah kewajiban kepada Allah ditunaikan, maka ada pula tugas bersama dalam pergaulan sehari-hari sesama manusia yang bersaudara ini. Tentu juga berjalan dengan sesuai arah,  sebagaimana yang di sebutkan Abu Hurairah yang meriwayatkan sabda Rasulullah SAW; “Barangsiapa yang membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mukmin ketika didunia maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat kelak. Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan (membantu) kepada orang yang kesusahan, niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya didunia dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menutup aib orang muslim , niscaya Allah akan menutup aibnya dunia dan akhirat.Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya. (HR. Muslim).
Begitulah hidup ini telah dirancang dan diberikan jaminan bagi manusia, agar mereka tidak menghindar dari dua tugas yang begitu mulia. Setiap ada waktu ibadah, maka tidak ada alasan untuk tidak melakukannya, sebab hanya mereka yang mengerjakan amal salih saja yang memperoleh ganjaran.  Mereka merupakan orang-orang yang beriman. Hidup pun menjadi tenang dan seperti tiada masalah yang merintangi dalam hidupnya.
            Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS. Al An`am [6]:48).
Tidak ada rasa khawatir dan sedih selalu hati tenang, karena iman merupakan kunci kehidupan yang lebih baik di dunia, keselamatan hidup, sumber kebahagiaan, kemuliaan, kesempurnaan, kenikmatan abadi, dan kebahagiaan yang kekal di akhirat.
            Di sana tidak ada jalan untuk mencapai kemuliaan, tidak ada jalan menuju kebaikan, dan tidak ada bahtera untuk mengarungi lautan dengan selamat, kecuali amal shaleh yang terus menerus.  Seorang mukmin yang memiliki keimanan yang benar, tidak akan merasa khawatir dan sedih. Karena ia menyadari bahwa yang mengatur segala urusan alam serta isinya adalah Allah SWT.
            “Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (QS. An Nahl [16]: 97).  Iman merupakan sebab lahirnya cinta dan kasih sayang, sebagaimana firman Allah SWT: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka asa kasih sayang.” (QS. Maryam [19]: 96).
            Iman merupakan faktor terpenting untuk mencapai hidayah pada kehidupan mulia. Kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan dan kesenangan, sebagaimana firman-Nya: "Dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang  yang beriman kepada jalan yang lurus.” (QS. Al Hajj [22]: 54).
            Keimanan dapat menolong seorang hamba terlepas dari rasa bimbang dan kesedihan:"Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.” (QS. At Taghaabun [64]: 11). "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya.”(QS. Yunus [10]: 9).
            Orang-orang yang kesulitan adalah mereka yang tidak memiliki keimanan, tidak memiliki simpanan keyakinan, maka senantiasa dalam kerugian, amarah, kehinaan, dan kerendahan; "Dan barangsiapa berpaling dariperingatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.” (QS. Thaahaa [20]: 124).
            Tidak ada yang dapat membahagiakan jiwa dan menyucikannya. Tidak ada yang dapat membahagiakan, menghilangkan rasa bimbang, kesedihan, dan kebingungannya kecuali iman kepada Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada warna kehidupan kecuali dengan keimanan.
            Apabila iman telah hilang, maka tidak ada kehidupan. Tidak ada kehidupan dunia bagi orang yang enggan menghidupkan agama Allah.Begitulah tugas sejalan dengan iman yang dimiliki oleh seorang mukmin yang baik.(*)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar