Oleh: Bangun Lubis
Manusia hidup di dunia ini sudah
ada tugasnya masing-masing. Kecuali melakukan tugas yang hakiki untuk menyembah
Allah dan mengikuti seluruh perintahnya serta melaksanakan Sunnah Rasulullah Shollollohu'alaihi
wasallam, tentunya ada tugas sosial sebagiman juga yang diajarkan agama Islam.
Melaksanakan
tugas kepada Allah karena dasarnya sebagaimana firman Allah SAW;”...dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. ( QS. Adzdzariyat :56). Tugas
ini dilakukan oleh manusia dengan kewajiban sesuai dengan kemampuannya.
Firman
dan sabda Rasulullah itu, merupakan landasan pokok tugas-tugas manusia dalam
menjalankan kehidupannya baik secara vertikal kepada Allah maupun horizontal
diantara sesama manusia (mukmin) dalam pergaulannya sehari-hari.
Bila sudah
mengetahui tugas pokok manusia ini, mengapa lagi sulit diantara kita untuk
menjalankannnya. Padahal, Allah telah menjanjikan kepada manusia mukmin
yang taqwa akan memperoleh kemudahan
dalam kehidupannya. Bahkan jaminannya hingga hari akhirat dengan balasan surga
jannatunna’im.
Allah berfirman bahwa mereka dapat
terlepas daripada kesusahan. Bukan berarti tidak mendapat susah atau tidak
ditimpa ujian, tetapi selepas kesusahan
dan ujian, mereka akan terselamat. Walaupun ada pelbagai rintangan dalam ujian
itu, ia sementara waktu saaja. Selepas itu Allah akan lepaskan dari ujian dan
rintangan itu dengan menghadiahkan berbagai macam nikmat. Jelas sekali dalam firman
Allah: "Barangsiapa yang bertaqwa
kepada Allah, Allah akan lepaskan dia dari masalah hidup." (At Thalaq:
2)
Bahkan akan diberi rezeki yang tidak
tahu dari mana sumber datangnya. Diberi
rezeki yang tidak terduga. Ayat itu berlanjut lagi pada jaminan Allah: "Dan
akan diberi rezeki sekira-kira tidak diketahui dari mana sumbernya." (At
Thalaq: 3). Inilah jaminan daripada
Allah SWT bagi mereka yang bertaqwa. Siapa yang bertaqwa, rezekinya ada, makan minumnya yang perlu tetap
ada walaupun dia tidak berusaha. Walaupun dia tidak ada kerja, tetap ada
jaminan daripada Allah. Ini diakui sendiri oleh Imam Ghazali, sebagaimana
pengalaman beliau : "Kalau sekalipun orang bertaqwa itu tidak ada kerja,
keperluan-keperluan nya tetap diperolehnya."
Setelah
kewajiban kepada Allah ditunaikan, maka ada pula tugas bersama dalam pergaulan
sehari-hari sesama manusia yang bersaudara ini. Tentu juga berjalan dengan
sesuai arah, sebagaimana yang di
sebutkan Abu Hurairah yang meriwayatkan sabda Rasulullah SAW; “Barangsiapa
yang membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak
kesusahan orang mukmin ketika didunia maka Allah akan menghilangkan satu
kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat
kelak. Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan (membantu) kepada
orang yang kesusahan, niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya didunia
dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menutup aib orang muslim , niscaya Allah
akan menutup aibnya dunia dan akhirat.Sesungguhnya Allah akan selalu menolong
seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya. (HR. Muslim).
Begitulah hidup ini telah dirancang dan diberikan jaminan bagi
manusia, agar mereka tidak menghindar dari dua tugas yang begitu mulia. Setiap
ada waktu ibadah, maka tidak ada alasan untuk tidak melakukannya, sebab hanya
mereka yang mengerjakan amal salih saja yang memperoleh ganjaran. Mereka merupakan orang-orang yang beriman. Hidup
pun menjadi tenang dan seperti tiada masalah yang merintangi dalam hidupnya.
Allah SWT berfirman, "Barangsiapa
yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS. Al An`am [6]:48).
Tidak ada rasa khawatir dan sedih
selalu hati tenang, karena iman merupakan kunci kehidupan yang lebih baik di
dunia, keselamatan hidup, sumber kebahagiaan, kemuliaan, kesempurnaan,
kenikmatan abadi, dan kebahagiaan yang kekal di akhirat.
Di
sana tidak ada jalan untuk mencapai kemuliaan, tidak ada jalan menuju kebaikan,
dan tidak ada bahtera untuk mengarungi lautan dengan selamat, kecuali amal
shaleh yang terus menerus. Seorang
mukmin yang memiliki keimanan yang benar, tidak akan merasa khawatir dan sedih.
Karena ia menyadari bahwa yang mengatur segala urusan alam serta isinya adalah
Allah SWT.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh,
baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (QS. An Nahl [16]: 97). Iman merupakan sebab lahirnya cinta dan kasih
sayang, sebagaimana firman Allah SWT: "Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam
(hati) mereka asa kasih sayang.” (QS. Maryam [19]: 96).
Iman
merupakan faktor terpenting untuk mencapai hidayah pada kehidupan mulia.
Kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan dan kesenangan, sebagaimana firman-Nya:
"Dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.” (QS. Al
Hajj [22]: 54).
Keimanan
dapat menolong seorang hamba terlepas dari rasa bimbang dan kesedihan:"Dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada
hatinya.” (QS. At Taghaabun [64]: 11). "Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan
mereka karena keimanannya.”(QS. Yunus [10]: 9).
Orang-orang
yang kesulitan adalah mereka yang tidak memiliki keimanan, tidak memiliki
simpanan keyakinan, maka senantiasa dalam kerugian, amarah, kehinaan, dan
kerendahan; "Dan barangsiapa berpaling dariperingatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.” (QS. Thaahaa [20]: 124).
Tidak
ada yang dapat membahagiakan jiwa dan menyucikannya. Tidak ada yang dapat membahagiakan,
menghilangkan rasa bimbang, kesedihan, dan kebingungannya kecuali iman kepada
Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada warna kehidupan kecuali dengan keimanan.
Apabila
iman telah hilang, maka tidak ada kehidupan. Tidak ada kehidupan dunia bagi orang
yang enggan menghidupkan agama Allah.Begitulah tugas sejalan dengan iman yang
dimiliki oleh seorang mukmin yang baik.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar